Lets read!
Mungkin itu adalah gagasan yang sering atau mungkin membosankan di telinga kita. Sesuatu yang membuat dahi berkerut dan mata selalu merasa lelah karena otak kita berpacu untuk terus berjalan.
Sesuatu yang berat. Memang.
Aku bukan orang yang gemar membaca. Kerjaan ku hanya melukis. Tidak ada lain hal yang membuatku senang selain melukis. Sesuatu yang bisa aku sampaikan dengan mudah dalam suatu visualisasi yang anggun. Begitu sangat mudah dan yang pastinya indah.
Sangat jelas diingatanku ketika novel pertama yang aku sempat lirik dan baru pertama kali juga aku membacanya sampai habis. Eifell i’m in love. Itulah judulnya. Sebuah love story yang ringan namun aku mengerti maksudnya.
Semenjak itu, ada rasa kepuasan sendiri jika dapat menyelesaikan dan menceritakannya kepada teman karena kita dianggap “layak” untuk menceritakannya.
Akhirnya aku sadar, bahwa hal yang membuat ku berat bisa saja menjadi ringan dikala kita mau meringankannya. Dengan cara apa? Dengan caraku sendiri.
Pertama, jika ada istilah dont judge by the cover itu sering kita dengar sebagai makna tidak boleh melihat hal dari luarnya saja, justru aku sebaliknya. Hal yang paling menarik perhatianku untuk pertama kalinya pada sebuah buku adalah sampulnya.
Kejadian ini sama ketika aku membaca buku motivasi yang berjudul setengah isi setengah kosong. Sampulnya sangat eye-catching dengan bentuk buku yang mini namun berbobot.
Kedua, adalah aku melihat dari cover bagian belakangnya. Melihat si penulis, resensi cerita atau isi buku dan testimoni dari orang-orang yang telah membacanya.
Ketiga, melihat isi dompet. Aku selalu menyesal jika pergi ke toko buku dengan uang yang terbatas, dan tiba-tiba melihat buku yang sangat kusuka. Namun tak sanggup membelinya. Sangat menyebalkan, dan aku selalu meyakinkan bulan depan harus bisa membelinya.
Yah mungkin baru itu yang aku tahu dari caraku menyukai buku. Bahkan untuk jatuh cinta kepadanya adalah suatu yang sulit namun ada jalannya.
Teringat dengan seorang teman yang sangat suka membaca. Bukan bacaan ringan namun buku tentang pemikiran. Aku selalu berdecak kagum ketika sepatah kata bisa keluar dari mulutnya, kenapa? Karena pada saat itu lah ilmunya keluar. Sistim bahasa dan ucapannya sangat good atitude. Sangat termanajemen. Dan tentu saja yang mendengarkannya pun ikut terhanyut dengan pembawaannya.
Aku rasa itu adalah salah satu efek dari membaca. Banyak hal bisa berubah karena pikiran kita terbuka dengan baik. Dan tentu saja mencari asupan buku yang isinya juga baik. Tidak menyesatkan.
Aku selalu termotivasi untuk menjadi seperti dia. Bukan ikut-ikutan menjadi sosok dia atau menjiplak. Namun inspirasi yang kuat tertanam untuk bisa rajin membaca dan menghasilkan yang baik bagi diri adalah hal yang sangat istimewa.
Dan satu lagi. Dampak membaca adalah membuat ku lebih mudah menulis. Apapun itu. Karena orang yang bisa menulis, pasti banyak membaca.
Kegiatanku selain melukis adalah menulis. Sebisa mungkin aku berusaha mencurahkan semua ini untuk bisa memberikan gagasan kepada orang lain melalui sebuah kalimat.
Tidak semudah melukis ternyata. Menulis membutuhkan banyak pengalaman latihan dan mengembangkan kata-kata yang bisa diserap orang yang membacanya.
Mari membaca sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar